[Foto Turun Tangan Aceh] |
Dulu
saya punya mimpi mengajar di daerah pedalaman. Pada waktu itu,
satu-satunya lembaga yang memfasilitasi pemuda-pemuda yang ingin
mengajar di daerah pedalaman hanya Indonesia Mengajar. Saya
gagal, karena ada beberapa persyaratan yang tidak bisa saya penuhi.
Allah tahu apa yang paling baik untuk hambanya, pada tahun 2013 saya
bisa mengajar juga di daerah pedalaman, tepatnya di Kabupaten Lembata
Nusa Tenggara Timur. Lembaga yang menampung saya adalah Sarjana Mendidik
di Daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal (SM-3T). SM-3T itu tidak jauh
berbeda dengan Indonesia Mengajar, bedanya cuma milik pemerintah
dan swasta saja. Saya mulai menyukai dan sedang belajar menulis, itu
semua terinspirasi dari buku Indonesia Mengajar yang berupa
catatan-catatan Pengajar Muda selama bertugas di pedalaman Indonesia
(baca: bukan penulis).
Saya backgroundnya FKIP dan pastinya akan menjadi guru, saya banyak
belajar dari pengalaman mengajar para pengajar muda dan juga dari
vidio-vidio Kelas Insprirasi, cara mereka berada didepan para siswa
sangat menarik, kreatif dan saya sudah menerapkannya di beberapa
kesempatan bersama komunitas saya. Nah, sekarang siapa dibalik itu
semua..? jawabannya adalah Anies Baswedan.
Satu bulan yang lalu saya mendaftar menjadi Relawan Turun Tangan melalui website: http://relawan.turuntangan.org/.
Saya berdomisili di Banda Aceh dan pastinya akan menjadi Relawan Turun
Tangan regional Banda Aceh. Saya sudah diterima dan dinyatakan sebagai
relawan namun saya belum sekali pun mengikuti rapat persiapan kegiatan
apalagi ikut serta dalam event-event Turun Tangan Banda Aceh maklum
saja, saya sedang sangat sibuk dengan persiapan studi, kalau ada
kesempatan saya pasti ikut berpartisipasi. Mengingat seringnya saya
absen disetiap event Turun Tangan, apakah bisa disebut sebagai Relawan
Turun Tangan?. Saya tidak peduli dengan pertanyaan yang menghantui
pikiran saya itu. Saya pikir, selama saya bisa berbuat sesuatu dan hal
itu bermanfaat bagi orang banyak maka saya adalah bagian dari Relawan
Turun Tangan.
Suatu
kesempatan, sahabat saya bertanya: “katanya kamu tidak suka politik
praktis, tapi kok gabung dengan lembaga punya Anies Baswedan?, partai
Demokrat pula itu..!!”. Saya menjawab: “saya menyukai Anies Baswedan
jauh sebelum dia maju sebagai peserta konvensi Partai Demokrat. Saya
menyukai Anies Baswedan sejak dia menjadi panelis debat kandidat calon
Presiden tahun 2009 dan puncak saya menyukai Anies Baswedan pada tahun
2011 ketika saya tahu kalau dialah yang mendirikan Indonesia Mengajar”.
Sahabat
saya bertanya lagi: “saya dukung Prabowo dan tidak mendukung Anies
Baswedan sebagai presiden pada pemilu mendatang, apakah boleh saya
bergabung dengan Relawan Turun Tangan?”. Jujur, ini adalah pertanyaan
sulit karena saya bukan pengurus, pimpinan atau orang yang dimandatkan
langsung di Turun Tangan. Menurut saya pribadi, silahkan
bergabung bersama Relawan Turun Tangan dan berbuat sesuatu yang terbaik
untuk bangsa tercinta ini sekalipun tidak mendukung Anies Baswedan
sebagai presiden nanti.
Sebenarnya, jelas sekali semangat dalam pembentukan wadah Turun Tangan
ini, tidak semata-mata untuk mengkampanyekan Anies Baswedan sebagai
presiden namun untuk mengajak seluruh orang terdidik berbuat lebih nyata
kepada bangsa ini. Turun Tangan adalah wadah yang disediakan
oleh Anies Baswedan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk
berkontribusi nyata dengan keahliannya masing-masing. Siapa pun yang
mempuyai keahlian dan mau menyalurkan keahliannya kepada orang-orang
sekitar tanpa dibayar, ikhlas semata-mata ingin membantu maka anda
adalah Relawan Turun Tangan. Tidak perlu kaos, tanda pengenal, atau
atribut yang menyatakan anda Relawan Turun Tangan. Siapa pun, kapan pun
dan dimana pun, selama anda telah berbuat sesuatu untuk orang lain maka
anda telah turun tangan.
Banyak
orang ingin berbuat, banyak ide ingin di jalankan, banyak orang yang
membutuhkan namun itu semua akan sulit terealisasi dengan cara
sendiri-sendiri, oleh karena itu butuh sebuah wadah atau komunitas untuk
menjalankan itu semua. Ibarat sebuah lidi yang digunakan untuk
membersihkan sampah, maka tidak akan bisa. Ketika lidi itu digabungkan
bersama lidi-lidi yang lain maka akan menjadi lidi yang banyak dan
disebut dengan sapu lidi, sampah mana yang tidak bisa di
bersihkan oleh sapu lidi?, semua bisa dan tidak ada sedikit pun sampah
yang tersisa. Inilah yang disebut dengan the power of sapu lidi.
Relawan
Turun Tangan jumlahnya tidak banyak, jumlah yang sedikit saja bisa
berbuat banyak untuk orang lain apalagi kalau jumlahnya banyak,
bayangkan berapa banyak yang akan diperbuat.?? Luar biasa. Saya sangat
merindukan semua elemen bisa bergabung dengan Turun Tangan, mulai
dari guru, dokter, pengusaha,pengacara,wartawan,seniman,penulis,dan
profesi lainya. Kita tidak usah pedulikan soal politik praktis, kita
tidak usah mengkampayekan Anies Baswedan, kita tidak perlu memakai
atribut yang ada nama dan gambar Anies Baswedan tetapi kita tetap
menggunakan semangat yang ditularkan oleh Anies Baswedan,itu saja,
semangat pengabdian nyata buat bangsa tercinta.
Yakinlah,
suatu saat nanti kita dan seluruh masyarakat negeri ini akan menikmati
hasil dari kerja keras kita selama ini. Hari ini, besok, lusa atau suatu
saat nanti kita akan tersenyum melihat bangsa kita maju, rakyat makmur
dan sejahtera.
Relawan
Turun Tangan itu: tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja, tidak
banyak janji tetapi langsung berbakti, tidak punya uang namun tetap
berjuang.
#Darbe. 11 Maret 2014.
0 komentar:
Posting Komentar