[Suasa Belajar UTN] |
[Suasana Belajar UTN] |
Menjelang
ujian terakhir, asrama sangat terlihat kosong karena manyoritas
teman-teman sudah lulus,mereka mulai sibuk membungkus barang-barang,
mulai terlihat orang naik-turun tangga, keluar masuk asrama dengan
membawa kardus dan koper. Ada perasaan yang tidak biasa, merasa sedih
dan weuh hate ketika melihat banyak teman-teman yang mulai
menghilang namun apa boleh buat itu adalah hak mereka dan tidak ada daya
untuk melarang.
Mereka
yang sudah meninggalkan asrama bukan berarti mereka tidak peduli, tidak
setia, bukan mereka tidak mau membantu, mereka tetap peduli namun
dengan cara mereka sendiri. Selemah-lemahnya peduli adalah dengan doa.
“Kita masuk sama-sama dan keluar pun sama-sama”
itu kata-kata yang sering diucapkan oleh teman-teman yang masih menetap
di asrama, mereka selalu mendampingi teman-teman yang belum lulus
setiap saat, banyak hal yang mereka lakukan: mulai dari belajar
kelompok, memberi semangat, memijat, pokoknya banyak sekali yang mereka
lakukan untuk menghibur dan menyemangati teman-teman yang akan berjuang
pada ujian terakhir nanti.
Keberadaan
teman-teman inilah yang menjadi obat kuat penghilang keputusasaan dan
keterpurukan. Kalau seandainya teman-teman ini tidak ada dan hanya
meninggalkan mereka yang belum lulus dan akan mengikuti ujian terakhir
maka hilang sudah harapan untuk menjadi guru yang katanya profesional.
Aku
sangat terharu pada saat ujian terakhir kemarin, ada banyak sekali
teman-teman yang sudah lulus namun menyempatkan diri untuk hadir.
Kahadiran mereka sangat luar bisa, mereka tidak bisa berbuat banyak
kecuali sekedar memberi semangat, aku ingat sekali sebuah pernyataan
dari seorang teman ”jangan khawatir, tetap tenang, dan semangat,
kunyah habis semua soal itu, kami selalu bersama kalian dan kita akan
Yudisium bersama” Salut.
Momen-momen seperti inilah yang tidak bisa aku lupakan, sikap Ta`awun
yang diperlihatkan, kepedulian tanpa batas dan ini menandakan bahwa
kita layak bersama dan meraih kesuksesan bersama. Kita telah meraih
kemenangan ganda, kemenangan ujian dan juga kemenangan sosial. Dan
nama-nama kalian yang selalu mendampingi akan tetap tercatat disebuah
catatan yang pada suatu saat nanti akan kubuka.
Malam
ini, hasil yang ditunggu-tunggu sudah diumumkan. Alhamdulillah. Semua
lulus. Aku pasti tau bagaimana perasaan kalian, sebagai layaknya manusia
kalian akan senang dan merayakannya. Kita semua pasti tertawa lepas,
ada juga yang menangis namun itu adalah tangisan haru.
******
Ehmm..Masih
ingat berapa jumlah peserta PPG Unsyiah? Jangan sampai lupa, 225 orang
peserta. Apakah 225 orang sudah lulus semua? Belum kawan. Masih ada yang
tertinggal. Kita satu asrama, pernah sama-sama ikut senam setiap
Minggu, ikut latihan silat, makan dan belajar bersama, main bola di
stadion harapan dekan juga bersama, dievakuasi tengah malam pada saat
KMD Pramuka di Jantho juga bersama, apapun yang kita lakukan sering
bersama. Kita harus ingat mereka adalah teman kita juga. Tidak banyak
yang bisa kita lakukan untuk mereka, dengan doa dan sedikit perhatian
kecil mungkin lebih dari cukup. Hari ini mereka tidak seberuntung kita
tapi ingat, besok,lusa kita tidak tahu. Aku yakin mereka adalah
orang-orang hebat, tegar, dan penuh semangat. Semoga langkah kita semua
diridhoi Allah SWT.
Nah,
sudah cukup meluapkan kemenangan, hapus air mata haru itu, tidak perlu
bereuforia berlebihan, lebih baik kita mempersiapkan langkah berikutnya,
mempertanggungjawabkan apa yang telah didapat. Setelah ini mau kemana? dan mau dibawa kemana sertivikat itu?.
Sekali
lagi, buat kalian yang telah menunda pulang kampung, dan memilih untuk
bersama dengan kami di Asrama, Terimakasih banyak. Kalian telah
membesarkan hati kami.
Asrama PPG, Setelah pengumuman UTN.
[M. Darmansyah Hasbi]
[M. Darmansyah Hasbi]
0 komentar:
Posting Komentar