Waw Waw Aparetmen |
Masa-masa
paling indah adalah masa SMA, masa putih abu-abu dengan semangat
menggebu-gebu. Ya, itu kata mereka yang sedang kuliah. Para mahasiswa
sangat merindukan masa ketika mereka menjadi siswa dulu, masa puber,
masa masi adanya cinta moyet. Intiya, masa SMA sangat dirindukan oleh
kaum mahasiswa. Lalu bagaimana dengan masa di Kampus, siapa yang
merindukan?.
Bagi
mereka yang telah selesai kuliah, telah bekerja maupun sedang mencari
kerja, yang sudah melalang buana kemana-mana, masa kuliah sangat
dirindukan. Masa mahasiswa adalah masa ketika seseorang mencari jati
diri, mampertahankan harga diri dan masa penentuan masa depan setelah
wisuda nanti.
Ketika
masa kuliah, banyak sekali cerita-cerita unik yang sudah terlupakan
bahkan tidak ada rekaman maupun catatan tentang kisah-kisah yang
menggelitik pada masa itu. Kapan cerita-cerita itu akan muncul kembali?
Ya, ketika kita berkumpul atau reunian dengan teman-teman yang menjadi
aktor dalam kisah tersebut.
*****
Tempo
hari, kami reunian kecil-kecilan, kami menyempatkan diri untuk
berkumpul. Teman-teman datang dari berbagai daerah dengan latar belakang
pekerjaan mulai dari guru, aktivis organisasi kepemudaan, kontraktor,
calon dosen dan lain sebagainya. Kami memilih warung kopi Solong sebagai
tempat untuk bernostalgia, mengulang cerita-cerita lama mulai dari
cerita sedih, senang, lucu dan konyol.
Kami
sadar, ketika mahasiswa dulu kami adalah aktor dalam segala hal, kami
punya komunitas tempat berkumpul untuk melakukan segala sesuatu, boleh
dibilang sebuah geng tetapi bukanlah geng preman yang suka buat onar
atau kerusuhan. Di dalam komunitas ini berkumpul mahasiswa lintas
angkatan. Ada banyak sekali hal-hal positif maupun negatif yang pernah
kami lakukan, hal negatif tesebut baru kami sadari waktu menjadi sarjana
ketika pola pikir kami menjadi lebih maju.
Semua
sah dalam politik, cinta dan perang. Pernah dengar kata itu? Yahh. Saya
mendengarnya sewaktu kuliah tetapi tidak tau siapa yang pertama kali
mempopulerkannya. Ada hal penting yang bisa diresapi dari kata itu,
memang jelas itulah sifat orang ambisius bahwa mereka benar-benar
menghalalkan segala cara dalam hal politik, cinta dan perang, walaupun
secara bukti pun mereka menghalalkan segala cara untuk setiap kegiatan
yang mau mereka lakukan. Kami akan melakukan segala cara untuk bisa
mencapai sesuatu yang kami inginkan tersebut. Masa mahasiswa adalah masa
dimana akan selalu menghadapi tiga hal itu.
Politik
Politik
disini bukanlah politik praktis yaitu melakukan sebuah aktivitas untuk
kempentingan partai tertentu. Politik dalam artian aktivitas kekuasaan
di dalam kampus. Di kampus masih ada istilah anak kantin dan anak
mushala, sampai sekarang secara pribadi saya tidak sepakat dengan
penyebutan istilah itu karena sifat ambingunya telah membingungkan
banyak orang. Seseorang yang sering nongkrong di kantin disebut anak
kantin dan orang yang sering beraktivitas di mushola disebut anak
mushala, lalu bagai mana dengan orang yang sering nongkrong di mushala
dan kantin, apa sebutan mereka? Bingungkan?.
Dulu,
kami sangat memusuhi teman-teman Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dengan
berbagai alasan, alasan paling mendasar adalah LDK merupakan lawan
politik kami. Pengennya kami bersatu jangan ada geb-geb atau kubu-kubu
tertentu tetapi ide dan visi membuat kami harus berbeda. Kebiasaan
merokok yang membuat kami tidak disenangi oleh teman-teman LDK sehingga
kami dan LDK bagai minyak dan air. Kami memusuhi laki-laki LDK tetapi
tidak dengan perempuan-perempuanya, kenapa? Karena perempuan LDK adalah
perempuan idaman setiap lelaki. Sejahat-jahat para lelaki pasti
menyukai dan mau istrinya nanti adalah wanita Sholeha. :)
Sebenarnya
kebencian yang selama ini terbentuk hanyalah ego politik semata,
bukanlah kebencian dalam lubuk hati yang menimbulkan dendam. Buktinya,
ketika kami selesai kuliah, kami berkumpul kembali dengan teman-teman
yang dulu kami anggap musuh, baik satu tempat kerja, satu lembaga, satu
kos dan lain sebagainya. Artinya perbedaan pandangan disuatu tempat akan
menjadi persamaan pandangan ditempat yang lain. Disini berlaku hadis
nabi “janganlah engkau membenci seseorang secara berlebihan karena suatu
saat nanti dia akan menjadi orang yang paling engkau sayangi dan jangan
menyayangi orang secara berlebihan siapa tau nanti dia akan menjadi
orang yang paling engkau benci”. Dari hadis itu dapat kita ambil
pelajaran yaitu untuk tidak mencari banyak musuh tetapi carilah teman
sebanyak-banyaknya.
Perang
Perang
pada masa kami bukanlah perang dengan mengangkat senjata. Bukanlah
perang melawan penjajah maupun perang pemberontok terhadap pemerintah.
Perang disini adalah perang urat saraf atau perang idiologi. Disadari
atau tidak, di kampus ada banyak sekali idiologi yang beredar namun yang
paling populer yaitu idiologi Islam, Sosialis dan Nasionalis. Tidak
mudah mengetahui seseorang itu beridiologi apa, karena itu berurusan
dengan batin seseorang sekalipun kita lihat dari dzahir tingkah laku
seseorang sifatnya masih abu-abu dan sulit untuk divonis beridiologi
apa?. Perang idiologi kerab dihubungkan dengan politik seperti yang
diceritakan diatas. Perang itu akan timbul karena politik, perbedaan
politik inilah yang menyebabkan perkelahian dan main lempar batu sampai
pengrusakan, hal ini kerap terjadi ketika pemilihan ketuan BEM maupun
presisen mahasiswa. Padahal kalau kita cermati, lebih banyak mudzaratnya
dari pada manfaatnya. Hasil yang dicapai dari perang tersebut pun tidak
jelas, hanya sebatas ego kelompok semata. Para pelaku perang inilah
yang nantinya akan menjadi para politikus dan para pejabat-pejabat
dipemerintahan yang akan mengurus bangsa ini nanti. Semoga saja perilaku
anarkis ketika mahasiswa dulu tidak dibawa sampai mereka menjadi orang
sukses kelak.
Cinta
Masa
mahasiswa adalah masa mencari calon istri, masa dengan kesempatan dan
peluang lebih besar. Selama mahasiswa tidak mendapatkan pacar maka akan
mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan pendamping hidup kelak. Anda
sepakat dengan pernyataan itu? Kalau saya tidak sepakat. Masa kuliah
adalah masa mencari jati diri, mencari ilmu sebanyak-banyaknya bukanlah
masa mencari pacar sebanyak-banyaknya. Banyak yang terlambat dalam
menyelesaikan studi gara-gara pacaran, tidak sedikit pula yang cepat
menyelesaikan studi gara-gara pacaran dan ini sifatnya relatif
tergantung bagai mana kita menjalaninya. Masalah cinta gak usah
panjang-panjang, masuk wilayah lebay nantinya :D
Pastinya kami sangat merindukan masa-masa tersebut.
#Darbe. Minggu, 16 November 2014.
0 komentar:
Posting Komentar