[Berbagi dengan masyarakat] |
Banyak referensi yang membuat saya terharu dan terinspirasi untuk ambil bagian dalam membantu pemerintah membayar janji negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dimana selama ini belum dirasakan oleh anak-anak negri ini yang berada jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Cerita Sa Hoek Gi, pemuda tampan yang harus mati muda di umur 26 tahun, padahal banyak hal yang ingin dia perbuat untuk bangsa ini. “Saya harus berbuat untuk negri ini” gumanku. Tidak lengkap rasanya kalau masa muda tidak dimanfaatkan dengan baik, dimanfaatkan untuk kepentingan Bangsa dan Agama. masa muda adalah masa yang menggebu-gebu kata bang H. Rhoma Irama.
Tidak banyak yang mau berkorban, berbuat, mengabdi dan tidak angkuh terhadap negri ini. Ya, kita merasakan serba kecukupan, kita bisa makan enak, sekolah enak dengan fasilitas lengkap, coba liat teman-teman kita yang ada di pelosok negri sana? Apakah mereka merasakan seperti yang kita rasakan? TIDAK, mereka susah, jangankan untuk sekolah, makan aja susah. Merekalah yang harus kita bantu, tidak sedikit dari mereka, mempunyai potensi super luar biasa, kreatif, skil diatas rata-rata tapi semua itu terhambat oleh tembok besar yang bernama UANG dan kesempatan.
Kami melihat Indonesia dari dekat, melihat apa yang terjadi dan dilakukan oleh masyarakat di pelosok yang tidak terjamah dengan kamera media, ingin mendengar keluh kesah dan curhatan mereka yang tidak sempat didengar pemerintah, ingin menikmati makanan khas mereka yang sangat enak penuh gizi yang tidak pernah dimakan oleh orang-orang kota, ingin menikmati indahnya alam ciptaan Allah yang jarang sekali dinikmati oleh orang kota sana.
Apakah kalian bangga dengan prestasi yang telah kalian raih selama ini? Prestasi yang diperoleh karena kalian punya segala-galanya. Bagai mana dengan mereka yang di pelosok sana? Apakah mereka tidak mampu? TIDAK, hanya belum ada kesempatan saja yang membuat mereka seperti ini.
“Indonesia itu luas banget, saking luasnya banyak yang tidak terjamah”
[Kamis, 18 Oktober 2012]
0 komentar:
Posting Komentar