Masril adalah seorang guru SM-3T yang gugur dalam menjalankan tugas negara sebagai guru di pedalaman Anambas, Kepulauan Riau dan jenazahnya pun dikebumikan di tempat almarhum mengabdi. Kepergian Almarhum merupakan luka yang amat dalam bagi insan pendidikan Indonesia khususnya Aceh. Pada 30 September 2013, pukul 01.30 WIB di Tarempa Masril menghembuskan nafas terakhir.
Kalau
boleh jujur, dengan kesibukan selama PPG membuat kami hampir lupa kalau
mempunyai sahabat yang telah dahulu di panggil oleh Sang Pencipta.
Setelah melakukan diskusi kecil dengan teman-teman di asrama PPG
sehingga melahirkan kesepakatan untuk membuat sebuah pagelaran seni dan
doa bersama yang akan dipersembahkan untuk Almarhum Masril. Kegiatan
dicanangkan terlaksana tepat pada tanggal 30 September dengan tujuan
supaya tepat satu tahun, berbagai persiapan pun mulai dilakukan.
Menjelang
hari H, pemerintah mengumumkan formasi CPNS dan tak lama kemudian
jadwal pengambilan nomor pun mulai dipublis sehingga membuat hampir
semua mahasiswa PPG terutama panitia kegiatan harus turun ke daerah
penerima CPNS untuk ikut menyukseskan pesta rakyat tersebut. Hal ini
membuat panitia harus memutar otak, bagaimana caranya kegiatan untuk
Masril bisa jalan dan CPNS pun bisa diikuti, alhasil setelah musyawarah
panjang lebar maka diputuskan kegiatan “Pentas Seni Mengenang Satu Tahun
Almarhum Masril” diundur setelah kesibukan CPNS berakhir yaitu pada
tanggal 27 Oktober 2014. Kami mengambil istilah “mundur satu langkah
untuk bisa melompat lebih tinggi”.
*****
Menjelang
berakhirnya kuliah Pendidikan Profesi Guru (PPG) kesibukan yang luar
biasa mulai menghantui seluru mahasiswa PPG, mulai dari PPL di sekolah,
PTK, perangkat, periksa tugas anak-anak, melatih Pramuka, open leasen,
bimbingan UTN, dan masih banyak lagi kesibukan teman-teman di sekolah
dan di asrama. Dengan segala kesibukan tersebut tidak sedikit pun
membuat nyali teman-teman ciut, komitmen dan loyalitas untuk
menyukseskan kegiatan Pentas Seni sangat besar, tidak ada yang mengeluh
apa lagi menjatuhkan, teman-teman saling memberi motivasi dan semangat.
Awalnya
banyak orang yang pesimis dan meragukan terlaksana pentas seni ini, tau
kenapa? Karena tidak ada satu pun mahasiswa PPG yang terlihat bakatnya
dibidang seni. Rupanya pikiran orang itu salah, hampir semua mahasiswa
PPG sangat berbakat sesuai dengan porsinya masing-masing, tapih sayang
bakat dan kreativitas mereka tidak ada yang menampung, mereka selama ini
tidak diberikan kesempatan dan ruang untuk berekspresi, untuk
menyalurkan bakat dan kreativitas yang mereka punya. Kami camkan dalam
hati dan pikiran kalau kami bisa buat dan mempesembahkan sesuatu seperti
orang lain di luar sana, kami akan buktikan nantinya di atas panggung
pada tanggal 27 Oktober 2014.
Kegiatan
Pentas Seni ini bukanlah kepunyaannya ketua panitia maupun ketua Forum
SM-3T Aceh apa lagi pengelola PPG maupun Dekan FKIP, kegiatan ini adalah
kepunyaan kami bersama, keluarga besar SM-3T, siapa saja yang terlibat
disana baikah itu peserta, pengelola maupun penanggung jawab. Ini punya
kami bersama sehingga kami memilih untuk patungan, mengeluarkan uang
sendiri seikhlasnya untuk bisa menyukseskan acara tersebut dengan
harapan bisa tertanam dalam hati kalau kegiatan ini adalah punya kami
bukan punya orang lain sehingga kami bisa menyukseskannya dengan sangat
baik.
******
Mulai
dari hari Minggu kami mempersiapkan tempat dan mendekorasi panggung.
Ini momen yang sangat berkesan, tau kenapa? Kalian tidak akan bisa
membayangkan bagaimana kompaknya kami, kami gotong royong, bahu-membahu
bekerja tapa kenal lelah dengan penuh keikhlasan, semuanya beraktifitas
sambil tertawa dan bercanda. Keren banget pokoknya.
Hari
yang ditunggu-tunggu pun tiba, kami semua was-was apakah acara ini bisa
sukses atau tidak. Kami yakin akan sukses karena Allah akan membantu
kegiatan mulia ini. Pagi-pagi sekali semua pintu kamar dikomplek Asrama
PPG digedor, semua bergegas cepat untuk mengantri di kamar mandi. Ilmu
yang kami dapat dari KMD Pramuka diterapkan, ilmu gerak cepat ketika ada
bencana tapi kali ini bukan bencana alam namun bencana antrian di kamar
mandi.
Senin,
27 Oktober 2014. Pukul 08.00 WIB, semua peserta dan tamu undangan mulai
berkumpul termasuk keluarga Almarhum Masril yang datang langsung dari
Kabupaten Bireuen. Pembacaan Surat Yasin dan Doa bersama yang dipimpin
oleh trio Teungku (Iskandar, Diba Rizki dan Munandar) membuat para
hadirin hanyut dalam permohonan ampun kepada Sang Pencipta Allah SWT.
Rangkaian
serimonial pembukaan yang dipandu oleh M.Fakhruzi dan Deca Rahayu
menandakan acara Pentas Seni Mengenang Satu Tahun Almarhum Masril
dimulai. MC hasil audisi di Asrama PPG Unsyiah ini sangat hebat,
kehebatannya mengalahkan MC kondang Indonesia seperti Raffi Ahmad dan
Dewi Sandra. Dimulai dengan pembacaan ayat Suci Al-Quran oleh Aidil
Hanif, dilanjutkan dengan sambutan Ketua Forum SM-3T Aceh Kamarullah,
Sambutan Ketua pengelola PPG SM-3T oleh Ayahanda kami Samingan dan
dibukanya acara secara resmi oleh Pak Abdurrahman mewakili Dekan FKIP
yang sedang berada di Thailan. Kami tunggu oleh-olehnya pak Dekan.
Penyerahan
piagam penghargaan pendidikan kepada almarhum Masril yang
ditandatangani langsung Rektor Universitas Syiah Kuala diberikan kepada
ibunda Almarhum. Turut juga penyerahan santunan pendidikan kepada
keluarga yang merupakan patungan dari mahasiswa PPG, ikut juga meberikan
santunan SM-3T angkatan III dari NTT, PD II FKIP dan terakhir Dekan
FKIP Umuslim Bireuen. Terakhir penyerahan bingkisan kenangan dari
sabahat Almarhum Program Studi Biologi.
*****
Mars
SM-3T, Himne Guru dan lagu Bagimu Negeri dinyanyikan dengan penuh
semangat oleh seluruh para penonton yang dipimpin langsung oleh Dirigen
hasil seleksi PPG Mencari Bakat yaitu Novayani. Menurut Juri PPG Mencari
Bakat pada saat grand final kemarin: “Novayani tidak kalah hebat dengan
dirigen terbaik dunia seperti Adrian Prabava”.
Puisi
yang berjudul “Pejuang Pendidikan” karya Azmi Labohaji yang ditulisnya
khusus untuk almarhum Masril menjadi pentas seni pembuka. Suasana gelap,
cuma dibantu oleh lampu panggung, berada ditengah panggung dengan baju
adat melayu, Azmi berhasil menghanyutkan penonton dalam suasana duka
membuat air mata membasahi tissu, jilbab dan baju.
Film
dokumenter yang menceritakan bagaimana perjuangan para guru SM-3T yang
mengabdikan dirinya untuk kemajuan pendidikan di Indonesia membuat para
penonton terharu bangga terhadap keikhlasan dan dedikasi para guru SM-3T
ini. Tidak sedikit para tamu undangan yang meminta softcopy film
tersebut, katanya untuk ditonton bersama keluarga, komunitas, even dan
kesematan yang lain.
Tepank
Fajriman, membuat para penonton ketakutan dalam kegelapan. Sebatang
lilin kecil di depan podium untuk menerangi ruangan yang besar, sekilas
para penonton bertanya-tanya: apa gerangan ini? Rupanya testimodi
Obituari mau dibacakannya. Testimoni yang mengulas sedikit tentang
Almarhum Masril ditambah dengan iringan musik biola membuat seisi
ruangan kebanjiran air mata.
Penampilan
teater yang berjudul “teman seperjuangan yang terlupakan”. Teater yang
disutradarai oleh Azmi Labohaji dan naskahnya ditulis oleh Husnul
Khatimah Arif menjadi menu yang ditunggu-tunggu dalam acara pentas seni
ini. Dari 15 orang pemain teater cuma 3 orang yang berpengalaman
selebihnya adalah pemain-pemaian dadakan yang dilatih beberapa Minggu,
hasilnya mereka bisa berperan sebagai tokoh yang ditunjuk dengan
penampilan luar biasa. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah selama kita
mau belajar dan berlatih sesuatu yang tidak bisa pasti akan bisa dengan
bantuan Allah pastinya.
Prodi Biologi yang merupakan Prodi Almarhum Masril diberikan kesempatan khusus untuk mempersembahkan sebuah puisi kenangan dalam
pentas seni ini. Puisi karya Ali Yuzar yang dibacakan langsung oleh Ali
Yuzar sendiri, ditemani oleh Arita Mustika dan Nurul Hikmah membuat
penonton terpana. Yang menariknya adalah tidak ada seorang pun dari
mahasiswa PPG yang percaya dan menduga kalau Ali Yuzar adalah seorang
penulis puisi bahkan dia membacakannya di depan ratusan penonton. Hari
itu semua orang mendapat pelajaran baru: jangan menilai orang lain dari
luarnya saja karena tampak luar kerap menipu. Sebuah puisi yang luar
biasa. Kami tunggu puisi selanjutnya Ali Yuzar, kau mengajarkan kami
arti Hidden Kreativitas.
Musikalisasi
Puisi yang dibawakan oleh Husnul Khatimah Arif, dibantu oleh Fermi
Saputra dengan lantunan gitarnya juga diiringi syahdunya suara biola
oleh Wahyu membuat suasan lebih
menyentuh. Puisi yang dibawakan adalah puisi yang paling disukai oleh
Almarhum Masril dan puisi ini juga pernah Almarhum bacakan pada sebuah
acara di tempat tugas dulu yaitu Anambas. Suara merdu Husnul sangat
dinikmati oleh para penonton, sekali pun suara tangis masih terdengar di
setiap sudut ruangan.
Akhirnya acara Pentas Seni usai, Doa penutup dibacakan oleh Diba Rizki.
Semua
panitia, Crew, tim kreatif dan semuanya yang terlibat mengucapkan rasa
syukur: Alhamdulillah, kita sukses besar, sekalipun ada sedikit
kekurangan sana dan sini.
*****
Terimakasih
buat seluruh keluarga besar PPG-SM3T yang telah hadir dan membantu
menyukseskan acara ini. Terima kasih juga kepada Dimas (UKM Teater 0)
yang telah membuat panggung kami terang, juga terima kasih pada UKM
Putoe Phang yang telah meminjakan beberapa peralatan pentas. Juga terima
kasih kepada LPTK FKIP Unsyiah mulai dari pimpinan, operator, satpam
juga pekerja kebersihan. Pokoknya terimakasih buat semua yang terlibat,
banyak sekali dari kalian yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kalian semua hebat, kreatif, produktif dan inofatif dan pastinya luar
biasa.
#Darbe. Selasa, 28 Oktober 2014
0 komentar:
Posting Komentar