"Tekad bulat melahirkan perbuatan yang nyata,
Darussalam menuju kepada pelaksanaan cita-cita"
Sebuah
tulisan tangan yang kemudian dipercantik dengan tinta emas terpampang
indah di sebuah tugu yang berada di kota pelajar mahasiswa (Kopelma)
yang terletak di Darussalam Kota Banda Aceh. Merupakan sebuah komplek
yang dijuluki dengan Jantong hate rakyat Aceh, memiliki dua
perguruan tinggi besar yaitu Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry.
Lahirnya Kopelma Darussalam merupakan wujud nyata bagi perkembangan
pendidikan di Aceh, sebagaimana tulisan tangan Soekarno yang terpampang
sampai sekarang di tugu Darussalam tersebut.
Kopelma
memiliki sejarah panjang sebelum dan sesudah tempat ini ada, banyak
duka dan suka didalamnya. Aceh hari ini adalah hadiah dari Kopelma,
tanpa adanya kopelma kita tidak bisa menebak bagaimana Aceh sekarang
terutama pendidikannya. Dari kopelma inilah banyak melahirkan
orang-orang hebat sekelas nasional maupun Internasional. Kita patut
berterimasih kepada Soekarno, kepada para pendahulu dan pejuang yang
telah melahirkan Kopelma dengan dua kampus megahnya.
Kopelma
memiliki aktivitas sangat sibuk setiap harinya, ribuah mahasiswa dan
pelajar juga sejuta aktivitas didalamnya. Mahasiswa di kopelma ini
berasal dari berbagai daerah di Aceh, luar Aceh bahkan banyak juga
berasal dari luar negri. Mereka tinggal diberbagai tempat di Banda Aceh
tidak hanya di seputaran Darussalam saja sehingga jalanan menuju
Darussalam akan sangat padat pada pagi dan sore hari.
Untuk
menuju Kopelma harus melewati Simpang Mesra, tidak ada referensi pasti
asal mula penamaan Simpang Mesra tersebut. Simpang Mesra ini merupakan
pertigaan yang membagi jalan Tengku Nyak Arief menjadi dua, kalau kita
lihat dari pusat kota yang ke kiri menuju arah Krueng Raya, dan yang ke
kanan menuju Kopelma Darussalam. Awal mula kuliah dulu pernah bertanya
kepada seorang senior di kampus perihal kenapa dinamakan Simpang Mesra?
Apakah banyak orang bermesraan ditempat itu? Senior ini bercerita, para
mahasiswa tempo dulu sangat sedikit yang memilki sepeda motor sehingga
semua aktivitas terutama berangkat ke kampus harus menggunakan robur.
Robur pada saat itu merupakan alat transportasi yang sangat dicintai
oleh para mahasiswa, disamping harganya murah banyak kesan dan keasikan
sendiri didalamnya.
bahance.net |
Robur
sangat disiplin terhadap waktu sehingga dia selalu melaju dengan
kecepatan tinggi. Dan robur tidak pernah sepi dari penumpang, penumpang
yang tidak mendapatkan tempat duduk harus rela berdiri berdesak-desakan.
Setiap kali robur tiba di persimpangan tugu pena dengan tikungan 95
derajat, abang sopir tidak pernah mengurangi kecepatan, sehingga badan
robur menjadi goyong miring ke kanan, dan para penumpang tiba-tiba
terhimpit akibat terkena gaya sentripetal dari perubahan arah robur,
kira-kira konsep fisikanya begitu. Momen seperti inilah yang selalu
ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa, karena saat robur membelok dengan
kencang para penumpang akan berteriak "Mess.rraaa...mesra....mesra..!".
Dan dari kebiasaan itulah nama "Simpang Mesra" tercipta. Menurut cerita
lain, orang pertama yang meneriakan “mesra” adalah para kernet robur
untuk menghibur para penumpang yang kepanasan dan berdesak-desakan
sehingga lambat laun diikuti oleh para penumpang lain. Tapi informasi
ini hanyalah cerita dari mulut ke mulut belum ditemukan informasi resmi
asal mula penamaan Simpang Mesra tersebut.
Tugu
pena terletak di Simpang Mesra, pas di lintasan masuk menuju ke Kopelma
Darusaalam. Bentuknya memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bagian
dasar hingga pada bagian puncak yang menyerupai sebuah ujung pena, oleh
karena itulah tugu ini disebut dengan nama Tugu Pena, namun nama aslinya
adalah tugu “Tentara Pelajar”. Tugu ini dibangun untuk mengingatkan
generasi muda akan sepak terjang para pelajar Aceh pada masa perjuangan
melawan penjajah dulunya. Kalau diperhatikan, tugu ini berbentuk pena
dengan matanya mengarah ke langit dan dibawahnya penuh dengan efek api
yang menggambarkan semangat belajar yang tinggi. Sesuai dengan tulisan
pesan dibawahnya "Belajar Sambil Berjuang dan Berjuang Sambil Belajar".
Tugu ini sarat akan makna perjuangan dan belajar sepanjang hayat,
kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan apapun. Semangat luar biasa pesan
di tugu ini sehingga sangat cocok sebagai pemompa semangat kepada para
mahasiswa dan pelajar yang akan menuju ke Kopelma Darussalam. Bukankah
belajar juga bagian dari sebuah perjuangan? Perjuangan untuk sukses,
untuk membanggakan orang tua. Perjuangan untuk orang banyak, perjuangan
untuk agama dan perjuangan untuk bangsa tercinta.
Belum
sempurna gelar sarjana kalau tidak foto di depan robur, tugu kopelma
dan tugu pena. Tiga hal ini tidak bisa terlepas dari perjuangan para
mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana. Transportasi ke tempat
belajar, penyemangat untuk terus belajar dan tempat belajar.
#Darbe. Banda Aceh, 3 April 2015.
0 komentar:
Posting Komentar