Tadi
pagi bertemu dengan seorang kawan yang telah lama menghilang. Kawan
yang sangat ahli dalam merayu perempuan bahkan kami menjadikan dia
sebagai tim ahli dalam dunia percintaan. Kawan ini mempunyai kisah cinta
sangat menarik dan mengharukan kadang-kadang juga mengerikan. Sikawan
telah membangun cinta dengan perempuan pujaannya sejak sama-sama kuliah
di semester IV dan Alhamdulillah sampai sekarang, totalnya 7 tahun
mereka memadu cinta dari dua hati yang berbeda. Cinta mereka sangat luar
biasa, aku sempat mengeluarkan statement “Cinta mereka akan berakhir di
pelaminan”. Tau apa yang terjadi? Mari aku ceritakan.
Tidak
ada angin dan hujan juga petir, sikawan menelponku pagi-pagi sekali
”Broe, bagun. Solat subuh, abis itu aku jemput kita sarapan pagi bareng.
Ada proyek besar nih”. Tumben dia bagun pagi, apa udah taubat. Gumamku.
Ahh, aku tidak mau berpikir negatif, bergegas Solat Subuh dan mandi.
Ini adalah rezeki, telat bangun pagi rezeki dipatok ayam. Itu yang ada
dalam pikiranku.
Sikawan
sudah di depan rumah, dan kami menuju ke sebuah warung kopi. Sembari
menanyakan kabar, secangkir kopi dan nasi pagi dengan penuh semangat
sikawan menceritakan kisahnya. Lebih tepatnya dia curhat. Kau lebih
layak mendengar cerita ini, biarpun minim pengalaman namun kau punya
teori bijak dalam kasus ini. Cetus sikawan. Waeow. Aku semakin
penasaran.
Baik,
silahkan cerita, Insya Allah aku bisa bantu. Lalu sikawan menceritakan
kisahnya dari A sampai Z. Aku mendengar dengan saksama dan mulai paham
apa yang terjadi. Jujur, aku gak bisa kasi solusi. Kasusnya rumit,
resikonya besar, jika salah memberikan solusi maka tambah runyam.
Kira-kira begini potongan dari cerita sikawan dan potongan ini merupakan inti dari permasalahannya. Mari baca:
Sikawan mencerya calon mak tuan
dengan gagah berani “Jika anakmu sudah berumur 26 tahun, masikah kau
bersikeras mempertahankan mahar 20 manyam? Ini semua demi siapa? Demi
adat? Demi harga diri? Atau demi anakmu? Ibu. Kalau memang menolak,
katakana saja!. Dan aku pun akan mengatakan demikian pada anak
perempuanmu. “Dek, sepertinya cinta kita tidak bisa dilanjutkan lagi?
Lho, kenapa bang?” Ibumu telah menjual kamu seharga 20 manyam tanpa
kurang. Emangnya kamu barang dek?” Propokasi.
Aku pun mikir, banyak kali alasan kawan ini. Laki-laki sekarang mulai pandai beretorika dalam hal jelamei,
banyak hal dijadikan alibi pembenaran sang lelaki. Ini lah, itu lah,
begini lah dan begitu lah. Yang penting mahar perempuan harus murah.
Sampai-sampai sikawan berasumsi ada adegan jual-beli dalam detik-detik
menuju pernikahan.
Mahar
yang besar seharusnya dibarengi dengan kualitas seorang perempuan itu
sendiri, seperti “barang mahal”, kualitasnya pasti bagus, berarti dia
menutup auratnya, akhlaknya baik, enak dipandang dan pastinya bisa
menjaga diri. Namun jangan sampai mahal tapi kualitas palsu atau
murahan, seperti perempuan yang tidak menutup auratnya, tidak menjaga
akhlaknya, bebas pacaran, dan banyak sidik jari laki-laki di tubuh
(Sering disentuh). Ini adalah perempuan mahal yang palsu, aslinya murah,
bungkusnya pun murah, kualitas jelek sehingga gampang dibuka dan
dicoba.
Bukan
bermaksud menganggap perempuan sebagai barang. Cuma perumpamaan. Tapi,
kalau dipikir-pikir udah kayak barang juga sih. Mematok 20 manyam,
setelah tawar-menawar gak boleh kurang. Apakah itu bukan seperti barang
yang diperjualbelikan? Jika ada yang menjawab: bukan, ini ajaran Islam,
menikah harus menggunakan mahar. Iyaa, betul. Tapi mahar dalam Islam kan
tidak harus memberatkan.
Imam
Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi Shallallaahu‘alaihi Wasallam bersabda:
“Diantara kebaikan wanita adalah mudah meminangnya, mudah maharnya dan
mudah rahimnya.” (HR. Ahmad).
Kalau
pun jumlah mahar besar adalah adat. Apakah adat tidak bisa dirubah?
Tentu bisa dong demi kemaslahatan. Peninjauan Kembali (PK) dalam bahasa
Hukumnya. Semua bisa dirubah keculai Al-Quran dan Hadis.
Kalau
mau jujur. Ketahuan, lelaki yang selalu protes prihal mahar adalah
lelaki yang belum mapan tetapi kebelet mau nikah. Lelaki mapan akan
selalu siap berapun mahar yang ditentukan. Apapun akan dilakukan untuk
mendapatkan sang pujaan hati belahan jiwa tercinta. Jangankan 20 manyam,
1000 manyam pun akan disiapkan. Ini baru lelaki hebat.:D
*****
Hmmmem. Kembali lagi ke cerita sikwan.
Selidik
demi selidik rupanya semua ini adalah modus sikawan aja yang menjadikan
mahar sebagai alasan, padahal dia berkecukupan dengan pekerjaan sebagai
pengusaha muda, 20 manyam bukanlah perkara sulit. Lalu, apa motifnya?,
Sikawan sudah mendapatkan perempuan baru yang lebih bahenol dari
perempuan sebelumnya. Menjadikan mahar sebagai alasan untuk bisa
meninggalkan perempuan yang telah dia pacari selama 7 tahun lamanya. Bajingan bukan?.
#Darbe. Jambo Tape, 30 April 2015.
0 komentar:
Posting Komentar