Begitulah
ungkapan Pak Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal ketika melepas guru muda
SM-3T di Banda Aceh. Awal dari perjuangan panjang untuk menumpas
kebodohan selama satu tahun mengabdi di daerah terbelakang yang notabone
penduduknya beragama Kristen menjadi tantangan baru bagi guru muda asal
Aceh. Sulit tapi harus ikhlas karena ini pekerjaan mulia tugas negara
yang harus kami laksanakan untuk membantu pemerintah dalam membayar
janji negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan dalam rangka
mempersiapkan generasi Indonesia menuju generasi emas pada tahun 2045
generasi cerdas tanpa ada yang putus sekolah.
Masyarakat Lembata tidak sabar menunggu kedatangan guru-guru muda dari Aceh dimana Aceh merupakan salah satu Provinsi yang membuat semua daerah di Indonesia terutama daerah timur menjadi kagum, penasaran dan bangga, sebagai daerah modal, model, bangga dengan syariat Islamnya dan keberaniannya mengertak pemerintah Indonesia sehingga mereka bertanya-tanya “apa dan bagaimana Aceh itu”. Salah satu misi besar kami adalah menyakinkan kepada masyarakat diwilayah Timur Indonesia bahwa Pancasila juga menghadap ke timur dan tidak seterusnya menghadap ke Barat (Jawa dan Sumatra) sehingga NTT dan wilayah tumur lainnya menjadi pusat pertahatian pemerintah pusat untuk mengaplikasikan semua sila pada Pancasila secara utuh. Aceh masih dalam bingkai NKRI tidak luput dari kampanye kami sehingga image negatif Aceh sebagai pemberontak di mata masyarakat Indonesia bisa terhapus.
Masyarakat Lembata tidak sabar menunggu kedatangan guru-guru muda dari Aceh dimana Aceh merupakan salah satu Provinsi yang membuat semua daerah di Indonesia terutama daerah timur menjadi kagum, penasaran dan bangga, sebagai daerah modal, model, bangga dengan syariat Islamnya dan keberaniannya mengertak pemerintah Indonesia sehingga mereka bertanya-tanya “apa dan bagaimana Aceh itu”. Salah satu misi besar kami adalah menyakinkan kepada masyarakat diwilayah Timur Indonesia bahwa Pancasila juga menghadap ke timur dan tidak seterusnya menghadap ke Barat (Jawa dan Sumatra) sehingga NTT dan wilayah tumur lainnya menjadi pusat pertahatian pemerintah pusat untuk mengaplikasikan semua sila pada Pancasila secara utuh. Aceh masih dalam bingkai NKRI tidak luput dari kampanye kami sehingga image negatif Aceh sebagai pemberontak di mata masyarakat Indonesia bisa terhapus.
Sebanyak 74 orang guru muda SM-3T asal Aceh siap ditempatkan di pelosok-pelosok Lembata dengan rintangan dan halangan sangat menantang tapi itu semua tidak membuat nyali para guru muda ciut dengan keadaan ekstrim itu. Cuaca panas samapai 350 derajat, krisis air, sinyal handphone tidak tidak ada, jarak tempuh ke ibukota Kabupaten sangat jauh, jalan rusak dengan medan berpotensi membunuh dan masi banyak tantangan yang harus kami hadapi dilapangan terutama sosial mansyarakat yang berlainan agama dengan kami, Ahh..gampang itu, semuanya bisa diatasi dengan baik dan bijak, Insya Alllah pasti ada jalan. Semangat juang para guru muda inilah yang mebuat Indonesia tersenyum bangga karena bangsa ini masi punya anak-anak muda yang penuh semangat dan ikhlas dalam mengabdi untuk kepentingan pendidikan di negara ini.
Indonesia itu bukan dari Sabang sampai Bali namun sampai Meroke hal ini lah yang membuat terbukanya hati untuk mengabdi menjadi pendidik selama satu tahun di daerah pedalaman yang tidak semua oarang mau datang, melihat apalagi menetap untuk mengajar. Anak-anak disana juga butuh motivasi, bimbingan belajar, butuh teman untuk curhat, butuh orang yang bisa mengajak mereka untuk bercita-cinta tinggi dimana selama ini hanya dirasakan oleh anak-anak lain di kota. Mereka juga putra-putri terbaik bangsa ini, mereka berhak untuk bercita-cita untuk menjadi Presiden, Mentri, bekerja di Bank, BUMN, mereka berhak jadi guru karena mereka juga orang Indonesia. [Darbe]
[17 Oktober 2012]
0 komentar:
Posting Komentar