Gerimis
tak kunjung berhenti, hari ini langitnya tetap gelap seperti hari-hari
kemarin. Sambil menunggu hujan reda, membuka kembali hasil diskusi
dengan beberapa teman di Facebook, ada banyak cerita dan curhatan teman.
Menurut saya kisahnya cukup menarik, karena seputaran “cinta dan
jodoh”, dua hal ini kalau dibahas maka tidak akan habis-habisnya. Semoga
saja tulisan ini tidak dibaca oleh teman lama saya dimasa kuliah dulu
yang berinisial “S”. Kalau dia baca maka dipastikan saya akan dibully
karena di anggap anti pacaran, padahal `tidak`. :)
Coba
lihat orang-orang di sekitar kita, ada yang sudah menikah, ada yang
sedang tunangan, ada yang masih pacaran dan ada pula yang masih single
alias jomlo. Saya lebih tertarik membahas yang “jomblo” ini, kenapa?
Karena jomblo selalu didiskriminasi dalam lingkungan sosial, dianggap
tidak laku, emangnya barang?. Apa gerangan belum punya pacar seperti
orang kebanyakan, belum mapan? Masih muda? Masih ingin sendiri? Tidak
berani? Rupanya, selidik-demi selidik ada sebuah hal yang sangat luar
biasa yaitu “prinsip”.
Yaa,
jomblo berarti kita sendiri. Namun bukan berarti kita tak perduli.
Jomblo adalah suatu letak dimana sebuah masa kehidupan penuh ujian.
Sekuat apa kita bertahan dalam kesendirian dan istiqamah dengan prinsip
hidup, seberapa besar hati kita untuk tetap tersenyum bahagia walau
berada dalam kesunyian.
Jomblo
itu prinsip. Prinsip untuk menjaga diri sebelum bertemu dengan pasangan
yang halal. Jomblo itu pilihan bukan karena tidak laku sehingga
mengumbar cinta yang tidak semestinya. Jomblo itu menjaga raga dan hati
sebelum diberikan kelak pada yang yang berhak. Jomblo itu menjaga hati
dan menjaga cinta agar kelak diberikan hanya pada pasangan dengan
berlandaskan cinta karena Allah. Jomblo itu tidak terlalu pilih-pilih,
tetapi tidak juga asal pilih, mencari yang benar-benar terbaik.
Kata
jomblo adalah kata yang menakutkan bagi sebagian orang. Sebagian orang
tidak mau disebut jomblo sehingga tidak segan-segan untuk mengumbar
cinta. Agar label jomblo tidak melekat pada dirinya, tidak segan-segan
untuk mempunyai pasangan yang belum halal dengan asal-asalan. Asal tidak
jomblo, maka sebagian orang mau berpasangan dengan siapa saja bahkan
dengan kualitas diri pasangan yang rendah sekalipun. Lalu, ketika diajak
nikah, ngeles.
Saya
yakin, sebagian orang yang mau bersabar dan berkomitmen terhadap
prinsip “tidak pacaran sebelum halal” mereka tidak akan sulit
mendapatkan pasangan hidup. Kendala mereka cuma pada prinsip saja, belum
siap. Prinsip yang membuat mereka merasa nyaman, bahagia, tanpa beban
dan punya banyak waktu untuk memperbaiki diri dan berbuat lebih banyak
untuk orang sekitar, bangsa dan agama.
Mengungkapkan
cinta, mudah bukan? Tinggal bilang: “Dek, abang cinta kamu, adek mau
jadi pacar abang?” Kata-kata ini ibarat mata rencong yang siap menusuk
ke hati sang perempuan, apalagi kalau dibarengi dengan langkah-langkah
jitu seperti yang diungkapkan oleh Azmi Labohaji dalam tulisannya
“menjemput jodoh”. Saya jamin si perempun langsung bilang “iya bang,
adek cinta juga sama abang”. Kalau si perempuan jeli dan kritis, dia
langsung balik bertanya “bang, kapan ngelamarnya?” Kalau si laki-laki
jawab “kita jalani aja dulu dek”. Yaahhhm, masuk deh dalam perangkap
buaya.
Mengungkapkan
cinta mudah, namun bisa gak kita mempertanggungjawabkannya?. Ini yang
sulit dilakukan oleh sebagian orang, apakah mereka takut? Oh tidak,
mereka sangat berani namun hanya takut mengecewakan hati sang perempuan
aja, karena cinta yang diungkapkan hanya ilusi semu, hanya basi basi
untuk menenangkan jiwa yang sedang galau. Kalau memang siap untuk
mengungkapkan cinta maka harus siap pula untuk melamar, karena cinta
sesungguhnya tidak hanya pertautan dua hati namun juga pertautan dua
keluarga dan lingkungan yang berbeda. Kalau memang sudah siap, why not?,
kalau belum siap, sabar. Ingat, menjadi jomblo adalah prinsip bukan
nasib.
*****
Kisah
percintaan yang dialami setiap manusia selalu unik dan berbeda-beda.
Banyak yang bernasib mujur dan tidak sedikit pula yang kurang beruntung
jika sudah bicara soal jodoh. Banyak orang yang berharap untuk segera
dipertemukan dengan jodohnya, namun kadang kala hingga diusia senja tak
pula kunjung mendapatkan jodoh.
Untuk
mendapatkan pasangan yang tepat tidak selamanya mudah. Hal ini
berkaitan dengan masalah jodoh. Sementara, jodoh itu sendiri merupakan
hal yang ghaib, hanya Allah yang tau, siapa jodoh kita? dan kapan
dipertemukannya?. Terkadang pada sebagian orang, jodoh mudah sekali
datangnya. Sedangkan bagi sebagian yang lain, kedatangan jodoh terasa
sulit. Bahkan, ada yang sampai memasuki usia senja sekalipun, seseorang
belum menemukan pasangan hidupnya.
Hal
tersebut terkadang menimbulkan keresahan bagi yang mengalami, terutama
kaum perempuan. Masih menyandang status jomblo di usia yang sudah bahkan
kelewat matang, mendatangkan kegalauan yang sulit ditepis. Siapa yang
tidak panik, kalau sudah mulai banyak yang bertanya “kapan nikah? Sudah
punya calon belum? Jangan asik kejar karier, nikah dulu! bla..blaaa.bla
lain sebagainya. Rasa-rasanya kepala ini mau pecah dan melempar yang
bertanya dengan batu-bata. Namun, apa hendak dikata karena itu benar
adanya. Sabar, sambil menghela nafas dalam-dalam.
Itulah
skenario Allah. Maka tidaklah perlu galau dalam menghadapi permasalahan
seperti ini. Yakinlah bahwa Allah telah mengatur semuanya. Allah lebih
mengetahui siapa yang terbaik untuk kita. Ikhtiar pasti harus kita
lakukan. Namun satu hal yang harus kita yakini dan membuat kita lebih
tenang bahwa Allah yang akan menentukan semuanya. Kuncinya adalah lebih
dekat kepada Allah dan tidak berhenti berdoa. Bila Allah cepat
mengabulkan doa kita, berarti Allah menyayangi kita. Bila Allah lambat
mengabulkan doa kita, maka Dia sedang menguji kita. Bila Allah belum
mengabulkan doa kita, maka Allah merencanakan sesuatu yang lebih indah
untuk kita. Allah tahu yang terbaik untuk hambanya.
Nah,
untuk menenangkan hati, bertawakallah! Karena itu yang akan menjadikan
kita makin kuat menjalani hari-hari dalam penantian akan datangnya
jodoh. Dan jangan lupa, usaha terbaik untuk menemukan jodoh yang baik
adalah senantiasa memperbaiki diri dan memohon kepada Allah, Rabb yang
menggenggam taqdir-taqdir kita. Sebagaimana janji Allah dalam Al-Quran:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS. An-Nur: 26).
Jadi, jangan galau.
Lalu,
kalau ada yang bertanya “bagaiman dengan yang menulis ini, sudahkah
mendapatkan jodoh?” Hmmm.. Maka tanyakanlah pada Tuhanmu. Kau akan
menemukan jawabnya. :D
“Untuk urusan jodoh jangan terlalu pilih-pilih, tapi bukan berarti asal pilih”
#Darbe. Kutaraja, 25 Desember 2014.
0 komentar:
Posting Komentar